February 07, 2020

Bubur Kacang Hijau Kurma - MPASI 7+ Bulan

Bahan:

  • 5 sdm kacang hijau
  • air secukupnya
  • 2 butir kurma
  • cream cheese
  • 1 sdt Extra virgin olive oil (EVOO)

Alat:
  • Panci
  • Blender
  • Saringan

Cara Membuat:
  1. Rebus kacang hijau sampai empuk, sisihkan di wadah.
  2. Buang biji kurma lalu blender kacang hijau, air rebusan, dan daging buah kurma.
  3. Saring bahan yang sudah di blender.
  4. beri cream cheese dan Evoo

Cawan Mushi - MPASI 8+ Bulan

Untuk Usia : 8 bulan

Bahan:
  • Telur 1-2 butir.
  • Ayam parut.
  • Daun bawang.
  • Merica atau lada/
  • Garam atau kecap asin (skip untuk anak di bawah usia 1 tahun).
Alat
  • Mangkuk
  • Mangkuk stainless atau wadah plastik foodgrade BPA Free
  • Steamer atau kukusan
Cara Membuat:
  1. Kocok lepas telur dan masukkan irisan daun bawang, tambah sedikit garam atau kecap dan merica. Kocok telur jangan sampai berbusa, bisa dikocok dengna sumpit.
  2. Parut ayam (saya pakai ayam beku), lalu letakkan ayam parut di dasar mangkuk stainless atau wadah plastik tahan panas.
  3. Masukkan telur yang sudah dicampur bumbu.
  4. Tutup dan kukus di api besar 10 menit, api sedang 5 menit, dan api kecil 5 menit (tergantung berapa banyak Cawanmushi yang dibuat).
Tips
  • Takaran air 1 butir telur = 100 ml air.
  • Gunakan wadah plastik foodgrade BPA Free, potkeramik, atau mangkuk stainless agar hasil matang merata sempurna tanpa berlubang-lubang.
  • Jangan sampai overcook. Jika tidak yakin dengan kematangan sesuai waktu yang dijabarkan, sering-sering di cek kadar kematangan telurnya.

Kentang Tempe Brokoli - MPASI 8+ Bulan

Untuk Usia : 8 bulan

Alat:

  • Penggorengan
  • Pinggan Tahan Panas
  • Oven 





Bahan: 

  • 2 buah kentang, dikukus setengah matang terlebih dahulu.
  • 1 potong tempe, potong kotak 
  • 1 buah ati ayam rebus, cincang
  • ¼ sdt lada bubuk
  • ½ sdt bawang putih bubuk
  • ½ siung bawang bombay, cincang. 
  • 2 potong mentega tawar. 
  • Parsley bubuk. 
  • Oregano kering. 
  • Keju untuk MPASI (keju yang tidak asin).

Cara Membuat:

  1. Tumis bawang bombay cincang dengan mentega sampai harum.
  2. Masukkan kentang dan ati ayam. 
  3. Tambahkan lada dan bawang putih. Aduk rata. Angkat. 
  4. Pindahkan ke pinggan tahan panas. 
  5. Taburi keju, parsley, dan oregano.
  6. Panggang hingga matang dan keju

Lempeng Pisang - MPASI 8+ Bulan

Untuk Usia : 8 bulan

Bahan:

  • 1 buah pisang ambon ukuran besar
  • 4 sdm tepung terigu (gluten free) 
  • ½ sdt gula pasir (skip untuk anak di bawah usia 1 tahun) 
  • 1 butir telur ayam kampung 
  • 40—50 ml santan segar 
  • Butter secukupnya 


Alat:

  • Garpu
  • Pan 


Cara Membuat:


  1. Hancurkan pisang dengan garpu. 
  2. Tambahkan terigu, gula pasir, telur, dan santan, lalu aduk rata. 
  3. Panaskan wajan anti lengket dan olesi dengan butter. 
  4. Tuang 1 sendok sayur adonan. 
  5. Tunggu hingga adonan bawah agak mengering, dan warnanya coklat, kemudian balik. Biarkan matang (sekitar 1 menit). 
  6. Sajikan.


Tips:
Memanggang dengan api kecil saja ya, Bunda.

Pancake Oat Labu - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan

Bahan:
2 potong labu yang sudah dikukus kurang lebih 100 gr (seperti membuat puree).
2 sdt tepung oatmeal.
1 buah kuning telur.
1 buah unsalted butter, cairkan.

Alat:

Mangkuk
Pan

Cara Membuat:

  1. Campur puree labu kukus dan kuning telur. 
  2. Masukkan tepung oatmeal. 
  3. Tuang unsalted butter cair. Aduk hingga rata. 
  4. Panggang dipan hingga matang.

February 04, 2020

Beras Merah Tuna Brokoli - MPASI 7+ Bulan

Bahan

  • Tepung beras merah 
  • Tuna 
  • Tomat
  • Brokoli 
  • Unsalted Butter
  • Air 


Alat:

  • Panci 
  • Saringan
  • Steamer atau kukusan


Cara Membuat:

  • Panaskan air menggunakan panci. 
  • Larutkan tepung beras merah. 
  • Masak sampai meletup-letup, sisihkan.
  • Cuci dan potong tuna, tomat, dan Cerita di Balik Resep: brokoli, lalu kukus. 
  • Tekan-tekan di atas saringan kawat 
  • Kerok bagian bawah saringan 
  • Tambahkan unsalted butter.

Bubur Beras Daging Sapi - MPASI 7+ Bulan

Untuk Usia : 7 bulan
Pengirim : @afifatulhusna
Nama Mommy: Afifatulhusna
Nama Bayi : Ibrahim Ahmad Ash Shiddiq

Bahan:


  • 2 sdm beras organik
  • 2 gelas air 
  • 1 gelas (250ml) kaldu sapi
  • 1 ruas jari daging sapi
  • 1 ruas jari tahu sutra (5x5cm tebal 1cm) 
  • 1 buah wortel ukuran sedang (kurang lebih 8cm)
  • 1/2 siung bawang putih 
  • 1 siung bawang merah 
  • Chia seeds


Alat:

  • Panci 
  • Blender
  • Steamer atau kukusan


Cara Membuat:

  1. Cuci bersih semua bahan. 
  2. Panaskan air, lalu masukkan beras. 
  3. Tunggu sampai air sedikit berkurang, lalu masukkan kaldu sapi dan sedikit daging sapi. 
  4. Masukkan wortel, tahu sutra, dan bumbu aromatik.
  5. Masak terus sambil diaduk hingga air sisa sedikit (jadi bubur) dan diamkan.
  6. Haluskan bubur dengan blender (jangan sampai terlalu halus, agak kasar sedikit).
  7. Taruh dalam mangkok atau gelas tahan panas, lalu kukus kembali kurang lebih 10 menit, agar bubur lebih awet sampai sore (karena saya tidak masukkan bubur ke kulkas) 
  8. Bagi porsi menjadi dua, untuk siang dan sore.
  9. Tambahkan chia seeds sebagai toping. Sajikan.


Oat Vokana - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan
Pengirim : @puputnotica
Nama Mommy: Puput Notikawati
Nama Bayi : A.Ibrahim Saputra

Bahan:

  • 5 sendok makan oat 
  • Air secukupnya 
  • ½ buah alpukat 
  • ½ buah naga 


Alat:

  • Panci 
  • Saringan


Cara Membuat:

  1. Masak oat sampai meletup-letup.
  2. Potong buah alpukat, lalu saring. 
  3. Potong buah naga, lalu saring. 
  4. Tata di mangkuk saji, lalu beri toping.

Oat Mix Fruit - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan
Pengirim : @meyla_fitriana
Nama Mommy: Meyla Fitriana
Nama Bayi : Muhammad Umar

Bahan:

  • 5 sdm oat
  • 1 sdm yoghurt plain
  • 1 sdt chia seeds
  • 1 potong buah naga/ dragon fruit (blend)
  • 1/2 buah pisang cavendis
  • air panas secukupnya


Alat:

  • Blender 
  • Mangkuk 


Cara Membuat

  1. Siapkan oat dalam mangkuk, beri panas secukupnya, lalu aduk sampai lembut. 
  2. Campurkan buah naga yang sudah di blend dengan oat, aduk rata.
  3. Berikan toping yoghurt, chia seeds,dan potongan pisang, kemudian siap disajikan

Puree Kentang - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan+
Pengirim : @zulfasimatur
Nama Mommy: Zulfa Simatur
Nama Bayi : Muhammad Alfatih
Cerita diBalik Resep: MPASItunggal biasa diberikan 1-2 minggu saat mulai MPASI. Biasanya, ditujukan untuk tes alergi.

Bahan:

  • 2 buah kentang 
  • ASI secukupnya 


Alat:

  • Steamer atau Kukusan 
  • Saringan kawat 


Cara Membuat:


  1. Kupas, cuci, dan potong kentang.
  2. Kukus kentang ± 20 menit. Gunakan garpu untuk mengecek kematangannya. Angkat. 
  3. Haluskan kentang dengan garpu atau punggung sendok.
  4. Saring dengan saringan kawat. Sajikan.
  5. Tambahkan ASI untuk mengatur tekstur.

Puree Labu Siam - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan+
Pengirim : @bukolestari
Nama Mommy: Buko Lestari

Bahan:


  • 1/2 labu siam ukuran sedang (potong dadu) 
  • 1 sdt extra virgin olive oil (Evoo) 


Alat:

  1. Steamer atau Kukusan 
  2. Mangkuk.


Cara Membuat:

  1. Lumuri labu siam dengan garam, lalu cuci bersih hingga hilang getahnya.
  2. Kukus labu siam selama 15 menit. 
  3. Angkat dan lumatkan, lalu saring menggunakan saringan kawat. 
  4. Tambahkan Evoo dan siap disajikan. 



Puree Buah Naga - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan+
Pengirim : @bukolestari
Nama Mommy: Buko Lestari
Nama Bayi : M. Alif Danurendra

Bahan:

  • 1/4 buah naga merah ukuran sedang 


Alat:

  • Mangkuk
  • Saringan kawat 


Cara Membuat:


  1. Potong buah naga, lalu lumatkan. 
  2. Saring menggunakan saringan kawat, lalu siap disajikan.

Puree Tempe - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan+
Pengirim : @bukolestari
Nama Mommy: Buko Lestari
Nama Bayi : M. Alif Danurendra
.
Bahan:

  1. 1 papan tempe ukuran kecil (potong dadu) 
  2. 1 siung bawang putih (bumbu aromatik)
  3. 1 lembar daun salam (bumbu aromatik) 
  4. 1 cup ASI/air matang 
  5. 1 sdt extra virgin olive oil (Evoo) 


Alat:

  • Steamer atau Kukusan 
  • Mangkuk 


Cara Membuat:

  1. Kukus tempe dengan bumbu aromatik selama 15 menit.
  2. Angkat dan lumatkan, lalu saring menggunakan saringan kawat. 
  3. Atur kekentalannya menggunakan ASI/air matang. 
  4. Tambahkan Evoo dan siap disajikan.

Puree Kabocha - MPASI 6+ Bulan

Untuk Usia : 6 bulan+
Pengirim : @bukolestari
Nama Mommy: Buko Lestari
Nama Bayi : M. Alif Danurendra
Cerita di balik Resep:
Salah satu menutunggal karbohidrat yang wajib dicoba Mommy adalah labu kuning ini. Rasanya manis dan Alif pun suka.

Bahan:

  • 1/4 kabocha atau labu kuning (potong dadu) 
  • 1 cup ASI/air matang 
  • 1 sdt extra virgin olive oil (Evoo) Alat: 
  • Steamer atau kukusan 
  • Mangkuk


Cara Membuat:

  1. Cuci bersih labu kuning yang telah dipotong, lalu kukus selama 20 menit (hingga matang). 
  2. Angkat dan lumatkan, lalu saring menggunakan saringan kawat. 
  3. Atur kekentalannya menggunakan air matang/ASI. 
  4. Tambahkan Evoo dan siap disajikan.

Puree Ikan Kembung - MPASI 6+ Bulan

Untuk usia : 6 bulan

Bahan:

  • 1 buah ikan kembung (fillet) 
Alat:

  • Steamer atau kukusan 
  • Blender
  • Saringan kawat 


Cara Membuat:

  1. Bersihkan ikan menggunakan air bersih.
  2. Kukus ikan bersama bumbu hingga matang.
  3. Pisahkan daging ikan kembung dari duri.
  4. Blend ikan hingga halus.
  5. Tekan-tekan ikan dalam saringan kawat menggunakan punggung sendok, kemudian keruk ikan di bagian bawah saringan tersebut.
  6. Masukkan ikan kembung yang telah dihaluskan tersebut ke dalam mangkuk khusus bayi. 
  7. Atur tekstur menjadi semikental menggunakan ASI. Sajikan.

Puree Wortel -MPASI 6+ Bulan


Bahan:

  •  1 buah wortel ukuran sedang 


Alat:

  • Parutan keju 
  • Steamer atau kukusan
  • Saringan kawat 


Cara Membuat:

  1. Kupas wortel, kemudian cuci hingga bersih.
  2. Parut wortel menggunakan parutan keju. 
  3. Kukus wortel hingga empuk. 
  4. Tekan-tekan wortel di dalam saringan kawat menggunakan punggung sendok, kemudian keruk wortel yang ada di bawah saringan tersebut. 
  5. Masukkan wortel yang telah dihaluskan ke dalam mangkuk khusus bayi, kemudian beri lemak tambahan. Bisa juga diberi ASI, air kaldu, atau air putih. Tidak disarankan menggunakan susu formula.
  6. Atur tekstur menjadi semikental menggunakan ASI. Sajikan.

Jus Apel Manis - MPASI 6+ Bulan




untuk 1 porsi


Bahan:

  • 100 g apel manis kupas 
  • 1-2 sdt ASI/air masak.
Cara membuat: 

  1. Proses apel dengan juice extractor, tampung jusnya. Bubuhi ASI/air masak, aduk. Segera berikan jus kepada bayi. 

Tentang Kaldu

Meskipun kelihatannya mudah dan praktis, membuat kaldu yang bisa meningkatkan cita rasa sedap dan gurih pada masakan, membutuhkan kecermatan. Anda perlu mengenal sifat bahan utamanya dan mengetahui teknik memasaknya. 

Bawang lazim menjadi bahan utama pembuatan kaldu. Alasannya, beragam jenis bawang–seperti bawang bombai, bawang merah, bawang putih, daun bawang– banyak mengandung MSG alami. Namun ternyata, selain kaya MSG alami, bawang juga berlimpah senyawa alliin–allisin, yang menimbulkan rasa pedas. Karena itu, sebaiknya bawang (bawang bombai, bawang merah, bawang putih) direbus utuh atau dipotong besar, agar MSG alami larut dalam kaldu tanpa melarutkan banyak senyawa pedas tersebut. Jika menggunakan daun bawang, tidak perlu dimemarkan atau dipotong potong kecil. 

Guna melarutkan kandungan MSG alaminya, bahan baku kaldu harus direbus lama di atas api kecil (slow cooking). Namun jika terlalu lama, senyawa MSG justru bisa rusak dan terurai sehingga mengurangi rasa sedap-gurih kaldu, bahkan bisa meninggalkan rasa khas samar-samar getir (off-taste).

Untuk membuktikannya, Anda bisa melakukan uji coba sederhana: Buat kaldu sesuai resep. Setelah dididihkan 30 menit di atas api kecil, ambil 3 bagian kaldu. Lanjutkan didihkan sisanya 30 menit, kemudian ambil 3 bagian, lalu didihkan sisa kaldu 30 menit lagi. Setelah dingin, cicipi dan bandingkan rasa sedap-gurih dari ketiga kaldu tersebut.

Warning, Hal-Hal yang Perlu Dihindari




  1. Penambahan garam maupun makanan olahan mengandung garam Seperti ikan pindang, keripik, bacon, luncheon meat, dan ikan asin. Kemampuan ginjal bayi mencerna garam masih sangat terbatas, maksimum 1 g garam dapur/hari. Garam –berupa natrium– sejumlah ini sudah didapat dari ASI maupun MP-ASI. 
  2. Penambahan gula maupun makanan-minuman bergula. Bayi tidak lagi memerlukan asupan gula berupa gula pasir, gula merah, maupun bentuk gula lainnya. Tubuh bayi sudah cukup mendapatkan asupan gula dari gula buah dalam buah dan gula sederhana hasil penguraian dari karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong, dan ubi jalar. 
  3. Bahan tambahan makanan sintetis (food additives), seperti pewarna dan pemanis sintetis. Organ cerna bayi, khususnya hati dan ginjal, belum mampu memilah, menguraikan, dan membuang zat toksin dalan food additives sintetis. Asupan food additives sintetis akan memaksa organ cerna bayi bekerja lebih keras melebihi kemampuannya. 
  4. Makanan berlemak tinggi: makanan gorengan, makanan berlemak, maupun cokelat olahan, seperti chocolate bar dan cooking chocolate
  5. Makanan awetan, karena umumnya mengandung bahan kimia sintetis nitrat dan sulfat sebagai pengawet. Contohnya, sosis dan corned beef
  6. Makanan olahan pabrikan/industri (processed foods), antara lain keju lembaran.
  7. Madu – karena madu berisiko mengandung spora bakteri Clostridium botulinum yang belum mampu diatasi oleh tubuh bayi. (Bakteri ini menyebabkan botulisme, gangguan fungsi saraf yang dicirikan oleh demam tinggi dan tubuh bayi lemah beberapa lama setelah minum madu.)

Pencegahan Alergi

Alergi dapat dicegah dengan cara berikut ini. 

  • Jangan memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan. 
  • Sebaiknya hindari pemberian jus yang instan pada bayi, karena dalam proses pembuatan jus tersebut kulit buah ikut terproses, sehingga obat-obatan tanaman yang masih menempel pada kulit buahnya akan masuk ke dalam jus.
  • Perlambat pemberian telur pada bayi. Sebaiknya jangan berikan telur utuh (putih dan kuning) sebelum bayi berusia 10 bulan.
  • Biasakan sarapan pagi. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa bayi yang makan pagi secara teratur akan lebih sedikit menderita alergi daripada bayi yang tidak makan pagi. Hal ini diduga berhubungan dengan daya tahan tubuh bayi terhadap masuknya zat-zat asing ke dalam tubuh. 
  • Pola makan seimbang antara sayur, daging, telur, dan bahan-bahan lain. 
  • Bayi dengan orangtua yang menderita alergi akan lebih mudah terkena alergi. Jadi, lebih baik sedini mungkin dilakukan pencegahan, yaitu saat bayi masih meminum ASI, Mommy disarankan untuk menghindari makanan yang menyebabkan alergi.
  • Jangan biarkan bayi terlalu dekat dan sering bermain dengan binatang, seperti kucing dan anjing. Sebab, pada binatang tersebut sering kali terdapat bibit penyakit yang bisa menimbulkan alergi pada bayi.

Jika Anak Terkena Alergi

PADA SAAT mulai memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pertama pada bayi, banyak tantangan dan masalah yang akan kita hadapi. Tantangan dan masalah yang sering timbul salah satunya, yaitu alergi dan intoleransi makanan pada bayi.

Alergi dan intoleransi makanan terkadang muncul pada awal bayi belajar makan makanan padat. Alergi atau hipersensitivitas tipe I adalah kegagalan kekebalan tubuh. Tubuh orang yang menderita alergi menjadi hipersensitif dalam bereaksi secara imunologi terhadap bahan-bahan yang umumnya imunogenik (antigenik) atau dikatakan orang yang bersangkutan bersifat atopik. Dengan kata lain, tubuh manusia bereaksi berlebihan terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing atau berbahaya, padahal sebenarnya tidak untuk orang-orang yang tidak bersifat atopik. Bahan-bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen. 

Alergi makanan bisa menyerang siapa saja dengan kadar yang berbeda-beda. Setelah usia dua tahun, maturitas saluran cerna akan membaik, sehingga gangguan saluran cerna karena alergi makanan ikut berkurang. Selanjutnya, pada usia di atas 5—7 tahun, alergi makanan terus berkurang secara bertahap, meskipun alergi makanan tertentu biasanya akan menetap sampai dewasa, seperti alergi terhadap udang, kepiting, telur, dan kacang tanah. Pada saat seseorang menyantap makanan kemudian timbul perasaan tidak enak di tubuhnya, mereka akan beranggapan bahwa mereka alergi terhadap makanan tersebut.

Namun, ternyata tidak semua anggapan tersebut benar. Hanya 1% pada orang dewasa dan 3% pada anak-anak yang terbukti jika mereka memang benar-benaralergi terhadap makanan tertentu. Perbedaan ini terjadi akibat masih banyaknya orang yang salah kaprah akan pengertian alergi makanan. Sulit untuk membedakan mana yang disebut alergi makanan dan mana yang disebut intoleransi terhadap makanan. Alergi makanan adalah respons abnormal tubuh terhadap suatu makanan yang dicetuskan oleh reaksi spesifik pada sistem imun dengan gejala yang spesifik pula. Sementara itu, intoleransi makanan adalah respons abnormal dari tubuh terhadap makanan tertentu yang gejalanya mirip dengan alergi makanan. Akan tetapi, pencetusnya bukan dari reaksi spesifik pada sistem imun, melainkan dari beberapa penyakit tertentu. 

Akhir-akhir ini sering kali kita mendengar mengenai alergi makanan pada bayi. Biasanya, alergi pada anak-anak akan muncul pada kondisi berikut ini. 

  1. Pada orangtua yang menderita alergi, anak juga akan lebih mudah atau cenderung untuk menderita alergi.
  2. Seiring dengan perkembangan zaman, makin banyak perempuan yang bekerja di luar rumah, sehingga sering kali bayi di bawah usia 5 bulan sudah diberi makanan tambahan atau susu formula sebagai pengganti ASI. 
  3. Banyaknya bahan makanan tambahan yang digunakan, misalnya pada roti. 
  4. Anak mengonsumsi bahan makanan yang mengandung hormon estrogen, misalnya susu sapi, telur, dan daging yang kualitasnya tidak bagus. Termasuk juga pada makanan yang dibuat dari bahan-bahan, seperti yogurt, keju, kue, dan lain-lain.

Beberapa makanan umumnya berpotensi menimbulkan alergi dan sebaiknya tidak diberikan hingga bayi berumur tertentu. Makanan tersebut misalnya, sebagai berikut. 
  1. Ikan laut dan makanan laut lainnya. 
  2. Kacang tanah dan beberapa kacang lainnya, seperti kacang merah dan kacang hijau.
  3. Susu sapi dan produk olahannya (terutama anak yang alergi protein susu sapi). 
  4. Putih telur. 
  5. Gluten dan gandum.
  6. Jagung. 
  7. Stroberi.

Sebagian besar alergi yang terjadi pada anak dapat hilang, tetapi alergi makanan terhadap kacang-kacangan, ikan, dan kerang-kerangan sering kali menetap. Untuk masalah ini, mintalah saran dari dokter spesialis anak Anda. Jika suatu makanan menyebabkan masalah pencernaan pada anak, mungkin karena makanan tersebut diperkenalkan terlalu dini. Anda dapat memperkenalkan kembali makanan itu pada kesempatan lain. Perkenalkan makanan-makanan baru pada bayi dengan hati-hati dan amati apa pun reaksinya. Jika perlu, buatlah catatan. Terlebih saat Anda memberikan makanan yang bersifat alergenik, seperti telur, kacang tanah, ikan, kerang-kerangan, kacang kedelai, dan gandum.

Alat-Alat untuk Membuat MPASI

SEBENARNYA, alat untuk membuat MPASI adalah alat yang sama dengan alat yang digunakan oleh Mommy dalam membuat menu masakan keluarga. Namun, usahakan peralatan memasak makanan bayi dan peralatan masak orang dewasa dipisahkan untuk menghindari kontaminasi silang yang berasal dari lingkungan sekitar makanan, misalnya air, tanah, dan udara. Lalu, pastikan peralatan memasak dan peralatan makan dalam keadaan bersih. Berikut adalah alat-alat yang dibutuhkan dalam membuat makanan pendamping ASI. 

  1. Home baby food maker. Alat ini berisi alat pemeras jeruk, alat penyaring, parutan, dan alat menghaluskan. 
  2. Pisau, berguna untuk mencincang sayur, buah, dan lauk pada menu MPASI.
  3. Talenan, berguna sebagai alas saat mencincang sayur, buah, dan lauk. 
  4. Panci atau kukusan, berguna sebagai alat untuk memasak bubur atau mengukus sayur ,dan buah, dan lauk. 
  5. Wajan. 
  6. Sutip atau sudip, untuk membalik masakan yang dimasak. 
  7. Saringan kawat, selain utnuk menyaring, dapat digunakan untuk menghaluskan makanan pendamping ASI yang sudah diolah secara manual. 
  8. Slow cooker yaitu alat memasak yang dapat digunakan dengan mudah oleh Mommy yang sibuk atau bekerja.

Baby Led Weaning versus Spoon Feeding

BABY LED WEANING (BLW) merupakan metode alternatif yang memperkenalkan bayi pada makanan padat dengan cara memakannya sendiri. Metode ini dilakukan dengan cara bayi diletakkan di kursi makan khusus bayi, kemudian Mommy meletakkan makanan di atas meja yang ada di kursi tersebut. Bayi akan mulai mengambil makanan yang dirasa menarik, kemudian memasukkannya ke dalam mulut. Selain dengan kursi makan khusus, Mommy juga bisa memangku bayi, lalu meletakkan meja dan makanan di depan bayi.

Cara ini dirasa agak merepotkan. Terlebih, jika diterapkan kepada bayi yang masih belum bisa duduk sendiri. Selain itu, Mommy juga perlu bersabar membersihkan sisa makanan yang berceceran dan tidak tentunya jam makan tersebut berakhir. Tujuan utama metode ini adalah bayi mampu memilih sendiri makanan yang disukainya. Oleh karena itu, berilah makanan yang bervariasi. 

Metode ini dirasa cocok untuk bayi usia 8 bulan ke atas. Dalam melakukan Baby Led Weaning, bayi harus selalu berada di bawah pengawasan orangtua karena ditakutkan bayi akan tersedak makanan yang dia makan. Berikan makanan yang empuk sesuai dengan usia dan tekstur makanannya. 

Sementara itu, spoon feeding adalah cara makan pada bayi dengan cara disuapi menggunakan sendok makan oleh orangtuanya. Metode ini adalah metode yang paling direkomendasikan dalam pemberian MPASI, diawali dengan bentuk yang lembut,  naik tekstur ke bentuk yang lebih kasar. Cara ini lebih mudah dilakukan karena Mommy dapat mengatur kapan bayi berhenti makan dan kapan Mommy dapat menerapkan kenaikan tekstur makanan. 

Dari kedua metode tersebut, ada kekurangan dan kelebihannya. Pilihlah metode yang baik, tergantung oleh keadaan anak dan orangtua. Anda juga bisa menggabungkan kedua metode tersebut agar anak dapat makan dengan baik.

Tips dan Trik Memulai MPASI

SETELAH bayi berumur 6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Aktivitas bayi yang mulai banyak, membuatnya membutuhkan asupan makanan yang cukup agar si kecil dapat beraktivitas dengan baik. Pada umur 6 bulan, berat badan bayi yang normal sudah mencapai 2—3 kali berat badan saat lahir. 

Cepatnya pertumbuhan bayi perlu diikuti dengan pemberian kalori dan gizi yang cukup. Selain ASI, bayi berumur 6 bulan juga sudah perlu diberi MPASI yang disesuaikan dengan kemampuan lambung bayi untuk mencerna makanan. Pemberian MPASI plus ASI hingga bayi berumur 2 tahun sangatlah penting bagi bayi. 

Mengajari bayi untuk makan sebenarnya lebih kepada mengenalkan berbagai tekstur makanan secara bertahap. Saat bayi mulai mengenal makanan padat, bayi akan belajar menggerakkan makanan dengan lidahnya dari depan kebelakang, lalu kemudian menelannya. Itulah sebabnya makanan tambahan yang pertama kali diberikan kepada bayi harus berupa makanan yang sangat halus. 

Selain mengenalkan tekstur makanan, bayi juga dikenalkan dengan berbagai rasa baru pada makanan. Di awal pemberian makanan tambahan, bayi harus dibiasakan dengan rasa selain susu. Umumnya, bayi dilahirkan dengan menyukai rasa manis. Oleh karena itu, cobalah berikan bayi Anda beragam sayuran, seperti wortel, brokoli, lobak, kentang, labu, kacang polong, dan ubi, serta buah-buahan, seperti pir, apel, aprikot, dan pisang.

Sebelum memberikan makanan padat pertama untuk bayi, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini: 

  1. Berikan MPASI secara hati-hati dan bertahap. Mulailah memberikan makanan dari bentuk yang encer, kemudian ke makanan yang lebih kental. Awali dengan bubur susu, setelah itu jus buah, dilanjutkan dengan tim saring, kemudian tim cincang. Lalu, berikan si kecil makanan lain yang lebih padat.
  2. Perkenalkan makanan satu per satu. Jangan dulu mencampur dua atau lebih makanan dalam sekali penyajian, tetapi berikan dulu satu jenis bahan makanan selama tiga sampai empathari berturut-turut. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bayialergi terhadap bahan makanan tersebut, apalagi jika ada riwayat alergi makanan pada orangtua atau anggota keluarga yang lain. Di samping itu, jika pemberian berbagai jenis makanan diberikan secara bersamaan, memori rasa tiap jenis makanan tidak akan terlatih. Kelak, si kecil akan sulit mengonsumsi makanan yang beranekaragam. Setelah bayi mulai terlatih, kita boleh mencampur aneka macam MPASI tersebut.
  3. Mulailah dengan memberikan sereal berbahan dasar beras karena kemungkinan alerginya paling kecil. Kemudian, berikan sayur dan buah-buahan. Usahakan memberi sayuran terlebih dahulu, lalu buah karena jika anak sudah mengenal dan menyukai rasa manis buah, anak akan cenderung menolak ketika diberi sayuran yang biasanya agak langu. 
  4. Sebaiknya tidak diberikan terlebih dulu makanan yang memiliki kemungkinan alergi, misalnya protein hewani. 
  5. Jangan terlalu dipaksajika bayi tidak ingin memakan makanannya. Cara kita memberikan makanan kepada bayi memengaruhi perkembangan emosional dan kejiwaannya. Hendaknya kita memberikan makanan saat bayi benar-benar lapar. 
  6. Jika bayi menyukai makanan tertentu, jangan berikan makanan tersebut secara terus menerus. Berikan sebagai variasi sehari sekali, meskipun makanan tersebut memiliki kandungan gizi yang baik. Jika kita ikuti kemauan bayi, dikhawatirkan pemberian makanan yang sama secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan. Di samping itu, bayi akan menjadi pemilih makanan dan tidak mengenal variasi makanan yang lain.
  7. Jika bayi menolak makanan tertentu, ganti dengan makanan lain dengan tetap memerhatikan keanekaragaman jenis bahan makanan. Jika sudah berjalan beberapa lama, coba lagi berikan makanan yang ditolak tersebut dengan hati-hati. Jika bayi tetap tidak mau, ganti makanan tersebut dengan makanan lain dengan kandungan gizi yang sama atau mendekati.
  8. Jika si kecil sudah menutup mulutnya rapat-rapat atau memalingkan wajahnya dari sendok, itu pertanda bayi sudah kenyang, sebaiknya kita berhenti menyuapi bayi dan tidak memaksanya makan.
  9. Mommy perlu bersabar dan menciptakan suasana makan yang menyenangkan. Biasakan anak untuk duduk dengan tenang sambil menikmati makanannya. 
  10. Jika anak sulit makan, cari tahu sebabnya dan segera atasi. Jangan sepelekan kesulitan makannya karena bisa menyebabkan asupan gizi menjadi kurang, yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan. 
  11. Berikan MPASI dengan menyuapinya menggunakan sendok. Jangan menggunakan botol susu karena bisa mendorong bayi jadi makan berlebihan dan menyebabkan bayi tersedak. 
  12. Jangan menambahkan garam pada makanan bayi karena ginjal bayi belum siap menerima dan mengolah garam. Jangan pula menambahkan penyedap rasa (MSG/monosodium glutamat) pada makanan bayi. 
  13. Usahakan tidak menambahkan gula ke dalam makanan bayi. Jika terpaksa, pilihlah jenis gula fruktosa dibandingkan dengan gula sukrosa. Fruktosa merupakan gula sederhana yang secara alami terdapat di dalam buah. 
  14. Jangan lupa untuk selalu mencuci peralatan makan bayi dan bahan-bahan makanan (sayur, buah, dan lain-lain) yang akan diberikan kepada bayi.

Tekstur MPASI yang Benar

MENURUT panduan MPASI dari WHO, tekstur makanan juga merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan. Pada bayi usia 6—8 bulan, tekstur MPASI yang diberikan adalah makanan yang lumat atau halus, misalnya bubur saring atau makanan yang ditumbuk. Pastikan tekstur makanan tidak terlalu cair atau encer. 

Pada usia 8 bulan, bayi sudah bisa dikenalkan dengan makanan finger food. Lalu, pada usia 9—11 bulan, tekstur makanan dinaikkan menjadi agak kasar, seperti nasi tim, bubur tanpa disaring, makanan dicincang halus, atau irisan makanan lunak. 

Selanjutnya, pada usia 12 bulan ke atas, tekstur makanan bayi sudah lebih keras daripada sebelumnya. Bayi dapat memakan makanan yang biasa dimakan oleh keluarganya, seperti makanan yang dicincang kasar, makanan yang diiris, dan makanan yang dapat dipegang oleh tangan. Akan tetapi, orangtua harus tetap memerhatikan ukuran makanannya agar bayi tidak mudah tersedak.

Takaran MPASI dan Komposisi Gizi

FREKUENSI pemberian makan dan jumlah takaran makanan dalam MPASI harus disesuaikan dengan kemampuan lambung bayi dalam menerima makanan. Lambung bayi yang masih kecil membuatnya hanya memakan makanan dalam porsi yang sedikit dan bertahap. Usahakan dalam makanan bayi mengandung kalori yang cukup yaitu sekitar 0,8 kcal/gram. WHO sebagai badan kesehatan dunia memberikan panduan pemberian makan bagi bayi, meliputi frekuensi pemberian makan dan jumlah takarannya. 

Pada awal pemberian MPASI, berikan bayi makanan utama secara bertahap sebanyak 2—3 kali sehari. Jumlah takaran yang diberikan sekitar 2—3 sendok makan per kali pemberian. Lalu, pada usia 6—8 bulan, frekuensi makanan utama diberikan sebanyak 3 kali, ditambah dengan camilan seperti biskuit dan buah matang sebanyak 1—2 kali sehari. Jumlah takarannya dinaikkan bertahap dari 2—3 sendok makan menjadi setengah cangkir atau mangkuk (125 ml). 

Selanjutnya, pada usia 9—11 bulan, frekuensi makanan utama diberikan 3—4 kali dan berikan camilan sebanyak 1—2 kali sehari. Jumlah takarannya dinaikkan secara bertahap. Begitu pula pada bayi usia 12—24 bulan, berikan makanan utama sebanyak 3—4 kali dalam sehari dan 1—2 kali camilan tambahan. Untuk usia 12—24 bulan, berikan jumlah takaran makanan MPASI menjadi ¾ sampai dengan satu cangkir atau mangkuk (175—250 ml).

Perlu diperhatikan, umumnya, bayiyang belum memasuki usia 12 bulan tidak memedulikan rasa makanan yang dibuat. Oleh karena itu, sebaiknya Mommy menghindari penggunaan garam dan gula yang berlebihan. Hal ini dikarenakan ginjal bayi belum dapat memproses garam, dan gula dapat menyebabkan diabetes serta kegemukan. Hal ini tentunya kurang baik untuk tumbuh kembang bayi.

Mempersiapkan Makanan

Makanan segar 

Menu harian terbaik untuk bayi adalah makanan segar, yakni makanan yang dibuat sebelum disuapkan kepada bayi. Persiapannya memang perlu waktu dan tenaga lebih banyak, tetapi imbang dengan kesegaran makanan dan sumbangan nutrisinya yang terbaik. Seluruh bahan disiapkan untuk membuat MP-ASI sekali makan. 

Cara praktis meringankan pekerjaan pembuatan MP-ASI adalah dengan mempersiapkan makanan pokoknya sekaligus untuk sehari. Misalnya untuk menyediakan Bubur Saring Beras Merah, buat bubur beras merah sekaligus untuk beberapa kali makan dalam sehari. Masukkan bubur ke dalam wadah tertutup rapat, simpan dalam lemari es. Keluarkan wadah tertutup berisi bubur dari lemari es 2 jam sebelum disuapkan kepada bayi, agar makanan tidak dingin. 

Bahan pelengkapnya –seperti bayam merah, daging ikan, dan kacang merah rebus– disiapkan per porsi. Kemas bahan bahan tersebut dalam wadah tertutup rapat, lalu simpan dalam lemari es. Keluarkan wadah 1 jam sebelum bahan dimasak.

Biarkan wadah tetap tertutup hingga saatnya bahan dimasak. Rebus bayam merah dan daging ikan dalam air secukupnya saja hingga masak dan empuk. Selanjutnya, satukan bayam, daging ikan, dan kacang merah dengan bubur beras merah, kemudian kerjakan bubur saring seperti resep. 

Cara lain lagi, seluruh bahan dimasak sekaligus secara terpisah. Setelah dingin, masukkan ke dalam wadah tertutup rapat per porsi, lalu simpan dalam lemaries. Keluarkan wadah 2 jam sebelum diperlukan. Menjelang diberikan kepada bayi, satukan seluruh bahan yang sudah dimasak tersebut, haluskan seperti disebutkan dalam resep. 

Penyimpanan makanan dalam lemari es 

Para ibu bekerja dan tidak memiliki orang kepercayaan di rumah untuk mempersiapkan makanan bayi, sering menyiapkan MP-ASI sekaligus untuk sehari. 

Jika Anda termasuk dalam kelompok ini, setelah MP-ASI masak, sisihkan hingga dingin. Tempatkan MP-ASI jatah sehari dalam wadah tertutup rapat, satu wadah untuk satu porsi. Simpan dalam lemari es. Dua jam sebelum diperlukan, keluarkan wadah berisi MP-ASI dari lemari es. Biarkan wadah tetap tertutup hingga saat diberikan kepada bayi. 

Penyimpanan di lemari es memperlambat tumbuh dan berkembang nya bakteri pembusuk dalam makanan. Jika Anda menyiapkan sekaligus porsi MP ASI hanya untuk 1 kali makan berikutnya, makanan bisa disimpan di atas meja makan (bukan dalam lemari es). Namun, lakukan ini jika makanan hanya menunggu paling lama 4 jam. 

Membekukan makanan 

Pembekuan makanan biasanya dilakukan bukan dalam bentuk MP-ASI siap makan, tetapi berupa bahan baku matang atau pure. Namun untuk kondisi negara kita, melakukan langkah ini mungkin terlalu berlebihan, karena bahan makanan segar tidak sulit diperoleh. Kecuali jika kita tinggal di lingkungan terisolasi tanpa pasokan bahan makanan segar setiap hari, misalnya di perusahaan tambang ditengah hutan belantara. 

Pure bahan tertentu dibekukan secara terpisah. Masukkan pure dalam ice cube, tutup, kemudian bekukan dalam freezer lemari es. Jika ice cube tidak bertutup, gunakan lembaran plastik untuk menutup. 


  • Pure: Sebaiknya yang dibekukan adalah pure non-buah. Di antaranya adalah pure makanan pokok, seperti pure beras, pure jagung, pure ubi, pure sukun. Pure sayuran buah maupun sayuran umbi juga bisa dibekukan, misalnya pure labu kuning dan pure wortel.Ketika diperlukan, keluarkan pure dua jam sebelum disuapkan kepada bayi. Untuk mendapatkan MP-ASI suam suam kuku, taruh wadah makanan dalam wadah lebih besar berisi air hangat. Setelah beberapa saat, aduk pure agar hangatnya merata. Jangan pernah memanaskan ulang MP-ASI, agar nutrisinya tidak banyak rusak. Selain itu, pemanasan ulang berisiko mengubah kandungan lemaknya menjadi lemak jahat, yang berpotensi merangsang pembelahan/pertumbuhan sel di luar kewajaran.
  • Sayuran: Sebelum dibekukan, rendam sayuran dalam air mendidih kurang-lebih 2 menit (tergantung ukuran sayuran). Segera masukkan sayuran ke dalam air es hingga panasnya hilang, tiriskan. Proses ini disebut blansir. Lakukan hanya sampai warna sayuran berubah menjadi lebih tajam. Bungkus atau tempatkan setiap jenis sayuran untuk satu porsi dalam satu wadah tertutup. Simpan dalam freezer lemari es. Makin cepat sayuran beku dihabiskan, makin baik. Meskipun bisa tahan dalam penyimpanan beku hingga 2 bulan, sayuran beku sebaiknya sudah habis dikonsumsi sebelum masa penyimpanan 2 minggu. Jenis sayuran yang bisa disimpan dengan cara ini di antaranya wortel, brokoli, kembang kol, kapri, buncis, kacang polong, dan jagung manis (sudah dipipil atau diserut dari tongkolnya).
  • Makanan mentah: Biasanya, daging sapi/ayam dan ikan. Untuk daging ayam dan daging ikan, sebaiknya buang tulangnya, ambil dagingnya saja. Cincang kasar daging sapi/ayam dan daging ikan sebelum dibekukan. Selain itu, Anda bisa juga membekukan daging sapi/ayam giling. Masukkan daging sapi/ayam dan daging ikan dalam kantong-kantong plastik mini untuk sekali makan. Sebelum ditutup rapat, kempiskan dulu kantong plastik untuk meminimalkan udara dalam kantong.

Cegah Corona, Intip Cara Mudah Membuat Hand Sanitizer di Rumah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan dua WNI positif virus corona pada Senin, 2 Maret 2020. Hal tersebut sekaligus menand...