Berbeda dengan EVOO, ELOO bisa Anda gunakan untuk menggoreng atau menumis makanan bayi. ELOO singkatan dari extra light olive oil. ELOO merupakan campuran dari virgin olive oil dengan refined olive oil.
Refined olive oil sendiri merupakan minyak zaitun yang diberi perlakuan kimiawi untuk memperbaiki kualitasnya yang kurang bagus. Zat kimia ditambahkan untuk menetralkan rasanya yang kuat dan kadar keasamannya yang tinggi.
UB
|
Ilustrasi unsalted butter. Foto: Thinkstock |
UB merupakan singkatan dari unsalted butter. Ya Moms, ada 2 jenis butter atau margarin yang dijual di pasaran. Ada yang salted butter atau asin dan unsalted butter, untuk jenis margarin yang tidak asin.
Untuk anak usia di bawah 1 tahun, ada baiknya Anda memilih unsalted butter pada si kecil. Hal itu penting untuk melindungi ginjal dan pencernaannya akibat makanan asin.
Unsalted butter ini bisa Anda gunakan untuk menumis makanan bayi atau dicampurkan pada makanan bayi yang masih hangat, Moms.
LT
|
Siapkan bubur untuk bayi Foto: Thinkstock |
EVOO, ELOO, dan UB merupakan bagian dari LT atau lemak tambahan. Lemak tambahan berfungsi sebagai pengikat semua nutrisi makanan yang Anda sajikan untuk bayi. Selain itu, menambahkan lemak tambahan dipercaya bisa menaikkan berat badan bayi Anda.
GTM
|
Bayi menolak makan. Foto: Shutterstock |
Moms, pernah dengar kata GTM? Kalau tahu artinya, kata itu tampak sangat menakutkan bagi semua ibu. Ya, GTM adalah Gerakan Tutup Mulut. Sebuah istilah di mana bayi menolak makan, bahkan tidak mau makan makanan favoritnya.
GTM pada bayi sebenarnya adalah hal yang wajar. Penyebabnya beragam. Bisa karena sedang tumbuh gigi, tekstur makanan yang tidak sesuai, atau rasa makanan yang Anda buat ternyata kurang disukai bayi.
Jika si kecil sedang mengalami fase ini, cari tahu terlebih dahulu penyebabnya agar Anda bisa menemukan solusinya. Fase GTM pada bayi ini tak jarang membuat ibu pusing.
Tapi ingat, yang terpenting jangan stres, Moms. Percayalah bahwa fase GTM ini akan berlalu, meski kerap bolak balik datang. Namun, jika dirasa sudah mengganggu, konsultasikan dengan dokter anak Anda ya, Moms.
BLW
|
Ilustrasi anak makan. Foto: Thinkstock |
Fenomena memberi makan bayi dengan metode BLW beberapa tahun belakangan tengah populer di media sosial. BLW adalah singkatan dari baby led weaning, sebuah metode memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) dengan membiarkan bayi memilih makanannya sendiri. Dengan metode ini, bayi sejak usia enam bulan dibebaskan untuk menyantap makanan dengan tangannya, tanpa bantuan sendok atau disuapi oleh orang tuanya.
Hingga kini metode BLW masih menjadi kontroversi karena bertentangan dengan ketetapan World Health Organization (WHO). WHO menyarankan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) dimulai paling lambat saat bayi berusia 6 bulan, dengan memerhatikan kecukupan zat gizi pada MPASI, aman dan higienis dalam penyiapan dan pemberian, dan diberikan secara responsif (responsive feeding).
Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A pada laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa metode BLW belum dapat dibuktikan sebagai pemberian MPASI yang aman dan lebih baik jika dibandingkan metode pemberian MPASI yang dianjurkan WHO.
"Sebenarnya praktik pemberian makan tradisional (sesuai WHO) juga memfasilitasi bayi untuk memilih makanannya sendiri. Tapi, tidak untuk semua jenis makanan dan umumnya tidak dilakukan sejak awal periode perkenalan MPASI," tulis Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A pada laman resmi IDAI.
Untuk itu Moms, jika Anda ingin menerapkan metode BLW sejak awal bayi mengkonsumsi makanan padat, ada baiknya Anda berkonsultasi dahulu kepada dokter anak Anda.
MPASI 4 Bintang
|
Foto: Shutter Stock |
Jangan ragu jadikan tempe sebagai Menu MPASI bayi.
Menu MPASI 4 bintang adalah makanan yang mengandung empat unsur gizi. Pertama karbohidrat, yang bisa diperoleh dari beras merah, berah putih, jagung dan ubi-ubian. Kedua protein, hewani yang bisa diperoleh dari daging ayam, daging sapi, telur atau ikan. Ketiga protein nabati yang bisa didapat dari kacang-kacangan seperti tempe, tahu, kacang merah atau kacang polong. Dan keempat sayuran seperti bayam, labu, brokoli, wortel dan lain-lain.
Tujuan pemberian MPASI 4 Bintang sangat penting untuk pertumbuhan si kecil, yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan nutrisi lainnya, agar si kecil terhindar dari mal nutrisi, berat badan rendah, ataupun stunting di kemudian hari.
FINGER FOOD
|
Ilustrasi Camilan MPASI untuk Bayi Foto: Shutterstock |
Finger food adalah jenis makanan yang mudah digigit lalu dikunyah yang dipegang sendiri oleh tangan bayi. Menurut Baby Center, mengenalkan finger food, bukan hanya berguna melatih makan mandiri, tapi juga bermanfaat mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus seperti menggigit dan mengunyah.
Anda sudah bisa mengenalkan finger food pada bayi Anda saat ia sudah memasuki usia 8-9 bulan, Moms, sebab ia sudah melewati fase tektur makanan encer dan semi padat.
Bayi Anda mungkin akan mengotori tempat hingga membuatnya berantakan ketika ia mulai menyantap finger food. Tapi tenang Moms, itu wajar! Di situlah momen si kecil merasakan pengalamannya mengeksplor rasa, warna dan aroma.
PUREE
|
Makanan bayi. Foto: Thinkstock |
Puree adalah makanan yang dilembutkan baik itu dengan blender, grinder, ditekan-tekan, atau dilembutkan dengan teknik lainnya. Agar semakin lembut, Anda bisa menyaringnya setelah diblender. Puree biasanya dibuat dari bahan dasar berupa sayur atau buah. Puree bisa dikenalkan pada bayi sejak awal MPASI di usia 6 bulan.
Gulgar
|
Ilustrasi gula pasir Foto: Thinkstock |
Moms, pernah dengar istilah gulgar? Ya, gulgar merupakan singkatan untuk gula dan garam.
Pemberian gula dan garam di awal-awal si kecil mendapat MPASI harus benar-benar diperhartikan. Menurut dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS, seperti yang dikutip dari laman Klinik dr Tiwi, lembaga kesehatan dunia (WHO) memang tidak menyatakan pelarangan pemberian garam maupun gula ke makanan bayi.
Hanya saja, dokter anak yang akrab disapa dr Tiwi ini menambahkan, bayi itu sebenarnya menyukai makanan lokal yang segar. Ini karena selera makan bayi pada dasarnya bagus dan sehat, yakni suka makanan yang tanpa tambahan gula dan garam. Jadi sebaiknya, orang tua jangan merusak selera makannya itu.
Lain halnya bila si kecil cenderung anak yang susah makan sejak awal atau ketika menginjak usia 7 bulan, ia mulai menolak makan. Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah usia 1 tahun boleh diberi garam pada makanannya, namun jumlahnya adalah sesedikit mungkin.
Tujuannya, sebagai pemberi rasa agar ia mau makan. Meski masih kecil, bayi juga bisa merasa bosan dengan cita rasa makanan yang itu-itu saja. Tapi tetap harus ingat, Moms, terlalu banyak jumlah garam di dalam tubuh membuat kerja ginjal bayi menjadi berat. Risikonya adalah hipertensi dan penyakit ginjal saat dewasa.
Sumber : https://kumparan.com/kumparanmom/10-singkatan-dan-istilah-populer-seputar-mpasi-1551428750266527837