February 04, 2020

Warning, Hal-Hal yang Perlu Dihindari




  1. Penambahan garam maupun makanan olahan mengandung garam Seperti ikan pindang, keripik, bacon, luncheon meat, dan ikan asin. Kemampuan ginjal bayi mencerna garam masih sangat terbatas, maksimum 1 g garam dapur/hari. Garam –berupa natrium– sejumlah ini sudah didapat dari ASI maupun MP-ASI. 
  2. Penambahan gula maupun makanan-minuman bergula. Bayi tidak lagi memerlukan asupan gula berupa gula pasir, gula merah, maupun bentuk gula lainnya. Tubuh bayi sudah cukup mendapatkan asupan gula dari gula buah dalam buah dan gula sederhana hasil penguraian dari karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong, dan ubi jalar. 
  3. Bahan tambahan makanan sintetis (food additives), seperti pewarna dan pemanis sintetis. Organ cerna bayi, khususnya hati dan ginjal, belum mampu memilah, menguraikan, dan membuang zat toksin dalan food additives sintetis. Asupan food additives sintetis akan memaksa organ cerna bayi bekerja lebih keras melebihi kemampuannya. 
  4. Makanan berlemak tinggi: makanan gorengan, makanan berlemak, maupun cokelat olahan, seperti chocolate bar dan cooking chocolate
  5. Makanan awetan, karena umumnya mengandung bahan kimia sintetis nitrat dan sulfat sebagai pengawet. Contohnya, sosis dan corned beef
  6. Makanan olahan pabrikan/industri (processed foods), antara lain keju lembaran.
  7. Madu – karena madu berisiko mengandung spora bakteri Clostridium botulinum yang belum mampu diatasi oleh tubuh bayi. (Bakteri ini menyebabkan botulisme, gangguan fungsi saraf yang dicirikan oleh demam tinggi dan tubuh bayi lemah beberapa lama setelah minum madu.)

No comments:

Cegah Corona, Intip Cara Mudah Membuat Hand Sanitizer di Rumah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan dua WNI positif virus corona pada Senin, 2 Maret 2020. Hal tersebut sekaligus menand...